Pantai Ngandong Yogyakarta

Pantai Ngandong Yogyakarta

Pantai Ngandong Yogyakarta ~ Melihat pantai elok yang berada di Gunungkidul memang makin mengasyikan. Banyak pantai di Gunungkidul yang asyik dan memikat buat didatangi. Tidak boleh haya mengenal dengan pantai Indrayanti, pantai Sundak, pantai Krakal, pantai Baron saja guys.

Kamu harus juga mengenali pantai yang lain berada di Gunungkidul. Yang jelas beberapa pantai itu tidak kalah elok dan menarik dari pantai yang populer di Gunungkidul itu. Ialah pantai Ngandong Gunungkidul yang ternyata menjadi satu diantara bintang pantai yang mengasyikan.

Pantai yang dikata orang sedikit didatangi ini ada di dusun Sidoarjo, kecamatan Tepus, kabupaten Gunungkidul, Wilayah Spesial Yogyakarta. Ternyyata pantai Ngandong ini dekat sama pantai Sundak lho! Siapa menduga yakan? Pantai Sundak memang terlebih dahulu dikenali dibanding pantai Ngandong karena ada narasi yang mengucur jadi nama Sundak.

Baca ; Candi Plembutan

Sangat menarik dari pantai Sundak, pantai Ngandong mempunyai keelokan yang memesona. Pasir pantai di pantai ini terang warna putih seperti pantai lain di Gunungkidul. Istimewanya kembali, pasirnya agak miring, jadi dapat sekali jika ingin telusur bibir pantai dari ujung barat ke ujung timur atau kebalikannya.

Cantik, bersih dan bebas pencemaran, kemungkinan dapat disikat oleh pantai Ngandong ini. Untuk ke arah lokasi rekreasi ini, kalian memang seharusnya tempuh jalanan batu-batuan dengan pohon-pohonan besar di kanan dan kirinya. Ya demikian ciri khas dari pegunungan karst Gunungkidul. Tetapi, semua aka lunas terbayar dengan keelokan yang ditawari oleh pantai Ngandong Gunungkidul ini.

Bentangan pasir putih, angina yang syahdu, air laut yang damai, dan ombaknya yang tidak demikian ganas, makin mengasyikan dan membulatkan tekad untuk menceburkan diri ke pinggir pantai dan nikmati segarnya air laut.

Ke arah pantai ini seharusnya memakai kendaraan individu seperti mobil atau motor. Semakin amannya sich motor karena cukup banyak jalanan di Gunungkidul harus ditembus dengan lajur setapak. Bila kamu tidak ada kendaraan, mudah kok Jogja punyai banyak rental mobil jogja lepas kunci yang dapat pinjamkan kendaraan sesuai bujet ala-ala Backpacker. Atau bila kamu tidak ingin repot dapat memakai service Paket  Tour Jogja.

Melihat pantai Ngandong belum komplet bila camera belum dsorotkan ke batu-batuan yang ada di kiri kanan pantai. Batu-batuan ini mempunyai keelokan yang makin menambahkan daya magnet pantai. Warna batu karang yang banyak rumput-rumputan dipadukan dengan warna pasir putih yang memikat lalu warna biru laut yang makin jadi kombinasi yang menarik.

Berlibur paket komplet nih, selainnya murah sarat dengan kenyamanan. Selainnya cuma telusur dan bermain sama air pantai, kamu bisa juga melihat lautan dengan sewa kapal nelayan disekitaran pantai. Ditengahnya kamu akan menyaksikan terumbu karang dengan lumut yang melekat, dan ikan kecil yang ke sana-kemari cari berenang cari makan.

Sekarang, pantai Ngandong banyak mulai dikenali karena ada media sosial. Pantai yang agak miring ini makin memikat untuk jadi rekreasi keluarga karena nyaman dan aman tempat untuk bermain anak terutamanya. Sambil memperhatikan pantai, kamu bisa juga duduk di pinggiran pantai dengan berlindung di bawah gazebo yang dikontrakkan oleh masyarakat yang sudah mengurus pantai secara swadaya.

Untuk sarananya di pantai Ngandong ini telah terhitung mencukupi. Telah ada banyak masyarakat yang jualan menawarkan minuman atau makanan disekitaran pantai. Disamping itu di dekat pantai juga ada pemondokan yang dapat dipakai untuk melepaskan capek dan istirahat bila waktu kemalaman.

Menginjak pantai Ngandong tidak boleh cepat-cepat pulang. Nantikan sampai sang mentari munculkan warna jingga saat sore, sunset cantik bisa menjadi pengalaman yang tidak terlupa dari pantai Ngandong Yogyakarta.

Situs Gondangan Sleman

Situs Gondangan Sleman

Situs Gondangan Sleman ~ Mengincar situs sejarah di Yogyakarta kemungkinan tidak pernah usai sebelum Jogja ini tanahnya dibongar semua. Karena banyak situs riwayat yang banyak mulai dipugar tetapi kadang cuma beberapa saja yang diketemukan. Misalnya Situs Gondangan Sleman.

Situs Gondangan ada di Desa Gondangan, Kelurahan Sardonoharjo, Kecamatan Ngagglik, Kabupaten Sleman, Wilayah Spesial Yogyakarta. Tetapi Situs Gondangan Sleman ini yang masih ada hanya sebuah batu jaladwara yang disebut batu untuk memancurkan air. Komplek yang dikenali dengan Sendang Puruhitosari memungkinkannya dahulunya ialah sebuah petirtaan.

Jaladrawa dihias oleh arca tanpa kepala. Terletak di atas batako batako yang tersusun dari sisi pohon Beringin. Kabarnya, dulu ada banyak batu candid an arca Ganesha. Tetapi sekarang ini tidak diketemukan arca itu dan batu-batuan candi yang ucapnya telah dipakai sebagai fondasi rumah masyarakat.

Letak Situs Gondangan Sleman ini tidak jauh dari Situs Palgading. Disekitaran situs Gondangan diketemukan batu candi yang ternyata sebagai punya candi Palgading.

Sendang Puruhitosari dipakai secara baik oleh masyarakat untuk membersihkan dan MCK. Sama dalam tempat riwayat atau rekreasi lain di Yogyakarta terutamanya dogma orang Jawa yang tak pernah kering. Sama seperti di lokasi ini yang mempunyai narasi mistik tertentu.

Beberapa masyarakat menjelaskan, sendang Puruhitosari ialah tempat mandi Dewi Nawagsari dan teman dekat-sahabatnya. Tetapi ada pula yang ngomong jika sendang ditempati rohhalus namanya Nyai Onggolono. Tetapi karena lokasinya ada di tengah permukiman warga, narasi mistik di tempat situs Gondangan mulai kering.

Akses ke arah lokasi dapat dilakukan dengan ikuti jalan Kaliurang. Dari arah kota lempeng ke arah jalan Kaliurang. Seterusnya susur jalan sambil melihat kanan da kiri sampai mendapati Kantor Kelurahan Sardonoharjo. Persisnya ada di samping Kantor Kecamatan Ngaglik.

Dari kompleks kelurahan seterusnya kamu saksikan ada kantor polisi yang menghadap ke jalan. Nach Sedang Puruhitosari atau situs Gondangan ada di belakang kantor polisi.

Sebagai masyarakat negara yang bagus kita sepantasnya masih tetap emnjaga dan melestarikan semua warisan yang monumental. Karena dari riwayat kita pahami akan masa datang Indoesia sekarang ini sampai kelak.

Situs Bleberan Gunungkidul

Situs Bleberan Gunungkidul

Situs Bleberan Gunungkidul ~ Banyak kekuatan rekreasi alam yang berada di DIY jadi makin memikat dari tahun ke tahun. Dimulai dari rekreasi alam, rekreasi goa, sampai rekreasi riwayat dari candi Prambanan yang telah melesat sampai ke penjuru dunia, rupanya ada banyak situs yang lain sedikit dijumpai orang. Satu diantaranya di wilayah Gunungkidul persisnya di dusun Bleberan, kecamatan Playen.

Gunungkidul, sebuah kabupaten yang populer dengan bukit-bukit karst batu kapur. Rupanya bukan hanya komplet dengan rekreasi alam tetapi terdaapt situs purbakala yang pantas didatangi pelancong. Ialah Situs Bleberan Gunungkidul. Situs yang ada di dusun Bleberan kecamatan Playen ini belumlah cukup dikenali oleh warga umum.

Terletak ada di tengah pemukiman masyarakat dan tidak ada panduan yang menjelaskan Situs ini. Tetapi bila kalian ingin berkunjung Situs Bleberan Gunungkidul ini dapat bertanya ke masyarakat di tempat supaya tidak salah jalan.

Lokasinya memanglah tidak demikian luas, tetapi cukup simpan beberapa batu-batuan yag berderet rapid dan teratur. Di lokasi ini pengunjung akan merasakan dua sisi berbanjar kanan dan kiri. Adapun ditengahnya di penyekat jadi sebuah jalan untuk pengunjung. kerikil yang berhampar memudahkn pengunjung atau periset menyaksikan batu-batuan dari jaman purba.

Wujud batu-batuannya masih bisa kelihatan secara jelas seperti salah satunya batu yang terlihat terang raut muka dan tangannya bila pengunjug merapat langsung.

Batu-batuan yang terkapar ini didiamkan dengan terurust supaya situs kelihatan terang orisinalitasnya. Mudah-mudahan nantinya banyak yang menunjukkan situs monumental ini supaya banyak dikenali oleh publik.

Baca Juga ; Situs Manggir Bantul

Situs Bleberan Gunungkidul sebagai situs tempat kumpulkan (tempat penampungan) beberapa objek kepurbakalaan megalitik yang diketemukan di teritori Playen, Gunungkidul, dan sekelilingnya. Situs ini berada di Desa Bleberan, Dusun Bleberan, Playen, Gunungkidul, tidak jauh dari jalan ke arah tempat wisata Air Terjun Sri Gethuk, tempati tempat selebar 1.146 mtr. persegi.

Di Situs Bleberan Gunungkidul tempat penampungan ini ada object cagar budaya berbentuk beragam megalit, seperti menhir (ada juga yang berbentuk menhir arca) yang ditempatkan tiduran, dan beberapa bagian pendam batu, tutup sarkofagus, dan batu kenong. Ada 57 object cagar budaya yang ditaruh di sini (sampai tahun 2014), terbagi dalam 23 menhir, satu kepala menhir, 26 sisi peti batu pendam, 2 pacak pendam batu, dan tiga batu kenong.

Situs Bleberan kumpulkan artefak-artefak warisan warga adat megalitik yang sama yang dihimpun di Situs Bleberan  Sokoliman, Kecamatan Karangmojo, di Gunungkidul. Warga ini dalam arkeologi Indonesia dikatakan sebagai simpatisan kebudayaan Sungai Oya, sesuai beberapa lokasi penemuan yang mayoritas ada di dekat saluran sungai ini.

Situasi yang sejuk membuat pengunjung nyaman ada di sistu bebeatuan purbakala ini . Maka tidak ada kelirunya coba ya guys.

Candi Gampingan Bantul

Candi Gampingan Bantul

Candi Gampingan Bantul ~ Menjejaki situs atau candi yang berada di Jogja makin hari makin menambah ingin tahu. Jumlahnya bukti riwayat temapt beribadah umat Hindu amupun Buddha di Yogyakarta terutamanya sebagai satu bukti kemampuan religius yang bersebelahan di kota ini.

Bila ditelisik, umumnya situs candi yang berada di Jogja dan sekelilingnya sebagai sisa warisan pekerjaan Mataram yang kepimpinannya dikenali semua pojok Indonesia.

Tetapi semua situs riwayat yang ditinggal oleh warga sebelumnya tidak seluruhnya diketemukan pada keadaan baik. Peluang karena karena puing-puing gempa atau dampak Merapi yang sempat meledak bertaraf di wilayah Jogja. Beberapa situs monumental itu satu diantaranya ialah Candi Gampingan Bantul.

Kompleks candi Gampingan sebagai satu situs di desa Gampingan, Kelurahan Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.

Candi Gampingan Bantul sebagai satu teritori candi beraliran Buddha. Dari prediksi, candi inni dibuat sekitaran era kedelapan dan kesembilan jaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini diketemukan tahun 1995 oleh pembikin batu bata saat candi terkubur tanah. Sampai saat ini candi belum seutuhnya dipugar.

Kompleks puing-puing candi kelihatan mempunyai 7 biji bangunan yang tidak utuh. Bangunan khusus candi mempunyai ukuran sektar 5x5 mtr. dengan tinggi 1,2 mtr..

Dari reruntuhanya, Candi Gampingan ternyata semakin tinggi dibanding Candi Klodangan yang nasibnya sama dengan candi Gampingan. Luas ke-2  candi ini hampir serupa. Tetapi masuk teritori ini tidak dapat menelusuri detil candi secara dekat.

Teritori ini sudah dijaga oleh keamanan dengan mengamankan gerbang ke arah candi . Maka cuma dapat disaksikan dari terlalu jauh saja.
Untuk ke arah lokasi pengunjung tak perlu keluarkan dana apa saja atau cuma-cuma.

Untuk yang ingin berkunjung teritori karena ingin tahu seharusnya tidak boleh saat musim penghujan karena tempat kadang penuh kubangan air.

Candi Gampingan Bantul berada di Desa Gampingan, Dusun Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Wilayah Spesial Yogyakarta. Candi Gampingan ada pada kedalaman 120 cm di bawah permu­kaan tanah. Status candi yang begitu diperhitungkan karena dulu tertimbun material vulkanik.

Candi di Jogja satu ini diketemukan pertama kalinya pada Juni 1995 dengan seorang namanya Sarjono saat mengeruk tanah untuk membikin bata di tanah punya Mulyo Prawiro. Penemuan itu disampaikan ke Suaka Warisan Riwayat dan Purbakala Wilayah Spesial Yogyakarta/ SPSP DIY (saat ini Balai Konservasi Cagar Budaya Wilayah Spesial Yogyakarta).

Ada laporan penemuan candi selanjutnya dilakukan tindakan SPSP DIY dengan lakukan ekskavasi pengamanan. Aktivitas itu dilaksanakan dalam tiga tahapan. Tahapan pertama dikerjakan pada 3 s.d. 10 Agustus 1995. Tahapan ke-2  dikerjakan pada 31 Oktober s.d. 10 November 1996. Tahapan ke-3  dikerjakan pada 20 s.d. 29 Oktober 1997.

Dari serangkaian aktivitas ekskavasi pengamanan yang sudah dilakukan oleh SPSP DIY dijumpai jika di Situs Candi Gampingan ada banyak susunan candi yang dibuat dari batu butih. Di Situs Candi Gampingan Bantul ada 7 buah candi yang dibuat dari batu putih. Keadaan ke-7  candi itu tidak utuh.

Satu diantaranya diperhitungkan sebagai Candi Induk, ukuran 4,64 mtr. x 4,65 mtr.. Bangunan itu tinggal beberapa sisa berbentuk delapan lapis formasi batu dengan tinggi 1,2 mtr..

Didalamnya diketemukan 3 buah arca yakni arca Dhyani Buddha Vairocana dibuat dari perunggu, arca Jambhala dan arca Candralokesvara dibuat dari batu andesit. Selainnya ke-3  arca itu diketemukan sat buah bagian arca dari keramik, 8 buah miniatur benda emas, sebuah cincin emas, dan fragmen-fragmen gerabah.

Bagaimana? Kalian yang anak riwayat atau yang paling penting ialah anak Indonesia perlu sekali kan mengenal dengan website yang tersebar di tanah air kita? Karena dari riwayat kita jadi belajar masa lampau yang makna dan pelajarannya kita bisa untuk masa datang.

Untuk sahabat yang ingin berkunjung ke Candi Gampingan Bantul ini bisa menggunakan layanan Sewa Mobil Jogja Lepas Kunci dari Point Transport.

Candi Palgading Sleman

Candi Palgading Sleman

Candi Palgading Sleman ~ Masih bicara berkenaan Situs yang berada di Jogja. Situs percandian atau situs purbakala yang lain makin memikat karena kehadirannya yang mempunyai riwayat dan cerita atau narasi mistik. Salah satunya salah satunya ialah Candi Palgading.

Candi Palgading sebagai salah satunya situs candi yang ada di dusun Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Wilayah Spesial Yogyakarta.

cagar budaya Palgading ini lokasinya memang ada di antaraa himpitan beberapa rumah. Teritori candi telah diperlengkapi dengan papan info dan sduah dipagar. Candi ini masih ada dalam porses pemugaran.

Dari papan info yang ada di teritori situs Plagading ini, teritori candi mempunyai luas sekitaran 1 hektar. Berdasar data sebelumnya situs Palgading telah diketemukan kehadiranya. Tetapi di tahun 1980an sudah diketemukan beberapa bagian batu berelief, batu bertatik, da antefix (balok batu vertikal di ujung atap bangunan lama, berhias ornamen).

Di tahun 2006 saat Slamet Sugiarto, si pemilik tanah akan membuat rumah, diketemukanlah arca di saat mengeruk tanah untuk fondasi. Mulai sejak itu tanah diambil pindah oleh pemda saat ketahui lokasi itu ialah situs candi.

Di tahun 2011 pada akhirnya dilaksanakan study kelaikan dengan simpulan jika candi Palgading ialah candi Buddha dengan 4 buah bangunan. Diprediksi jika Situs Palgading sebagai tempat penyembahan Avalokistesvara dan kemuncak candi pada sebuah lobang galian tetapi sekarang ini arca telah patah.

Selanjutnya A ialah bangunan berstupa yang bisa direkonstruksi hingga dipugar. Lantas bangunan B ialah kaki candi yang tidak bisa dipugar karena materialnya sekitaran 50%. Bangunan C beelum dikeduk keseluruhannya. Paling akhir bangunan D terhalang masalah pembebasan tanah.

Dalam Situs Palgading telah dtemukan sebuah candi perwarna, tetapi candi induk belum juga diketemukan. Warga di tempat cemas bila harus direlokasi atau dikasih ganti kerugian jika tanahnya harus diekskavasi.

Bisa kan apa lagi berkunjung situs seperti Candi Palgading Sleman ini belum juga dikenai biaya benar-benar . Maka belajar riwayat sekaligus jalanan atau jalanan semabri melihat riwayat ternyata menjadi kegiatan yang sudah dilakukan saat ada di kota Gudeg ini yah guys. Sesudah dari situs Palgading ingin ke mana? Silakan tentukan rekomendasimu guys.

Situs Palgading berada di Desa Palgading, Dusun Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Wilayah Spesial Yogyakarta. Candi Palgading Sleman telah dikenali semenjak zaman pemerintah Belanda.

Berdasar info dari Kepala Desa Palgading, ada document berkenaan Candi Palgading Sleman yang didapat dari reporter Belanda.

Dalam surat itu disebut jika di Desa Palgading pernah dilaksanakan rekonstruksi eksperimen berbentuk stupa dan ada fotonya.

Photo itu dibikin oleh FDK Bosch di tahun 1925. Berdasar data itu nama pemilik tanah yang tertera dalam document yakni Mbah Sodimejo.

Tetapi pada sekarang ini rekonstruksi eksperimen itu tidak bisa ditemukan kembali. Data reporter Belanda sebetulnya ambil dari laporan OV tahun 1925.

Candi Palgading Sleman tersingkap kembali sesudah ada penemuan Arca Avalokitesvara dan beberapa batu elemen bangunan. Arca ini diketemukan pada 21 Mei 2006 oleh Slamet Sugiarto.

Disamping itu ada juga penemuan berbentuk Arca Akshobya, arca singa, arca kera dan pinakel-pinakel kecil di pelataran punya Dakim Dawami Oyakahono, yang berada ± 100 m disebelah barat tempat situs. Walau menurut konteksnya beberapa penemuan itu bukan penemuan insitu, tapi memperlihatkan kemampuan kekuatan arkeologis di Desa Palgading.

Ingin berlibur keliling candi di jogja sahabat bisa menggunakan layanan Sewa Mobil Jogja Lepas Kunci dari Point Transport. Tersedia berbagai macam unit dari Matic dan Manual.

Situs Manggir Bantul

Situs Manggir Bantul

Situs Manggir Bantul ~ Kembali menelusuri kota Yogykarta persisnya di tepian sungai progo di Dusun Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, ialah desa Mangir, desa yang dipercaya jadi dusun paling tua di Kabupaten Bantul.

Loaksi Situs Manggir Bantul ada jauh dari hingar-bingar kota Yogyakarta yang penuh oleh pengunjung. Sebuah perkampungan ciri khas Jawa yang lingkungannya masih rimbun oleh pohon-pohonan. Tidak salah kembali, dusun ini benar-benar sejuk untuk ditelusuri.

Selainnya dikenali sebagai dusun paling tua di kabupaten Bantul, Mangir dikenal juga luas karena ada figur ki Ageng Mangir yakni seorang anak turunan Raja Brawijaya V yang tinggal di dusun itu.

Banyak riwayat yang menulis Ki Ageng Mangir ada pada daerah yang merdeka hingga tidak perlu menurut pada kerajaan Mataram Islam dan Papang. Tentu saja beliau tinggalkan banayk petilasan monumental yang ada di dusun ini.

Watu Gilang yang dipercayai warga ialah singgasana Ki Ageng Mangir, dan sebuah Mushalla berdinding anyaman bamboo yang umurnya telah lebih dari 200 tahun.

Kehadiran Mushalla yang memiliki ukuran 4x5 mtr. ini menarik siapa saja yang berkunjung dusun Mangir ini. Pasalanya tempatnya ada di tengah bangunan yang nyaris semua sudah tetap.

Menurut juru kucni Mushalla yakni Bapak Subakri, bangunan itu dibuat oleh kakeknya yang dulunya ialah seorang Golongan (pimpinan religius dalam masyarakat Jawa) atau istilah saat ini seperti ustad, kyai atau ulama. Mushalla ini dipakai untuk aktivitas sholat dan mengaji.

Sampai sekarang ini Mushalla itu masih juga dalam peranan yang serupa yaitu untuk beribadah sholat 5 waktu. Beberapa bangunan materialnya masih asli.

Adapun yang sudah alami rekonstruksi ialah atap dan kayu reng. Tiang penyangga Mushalla ini datang dari kayu nangka asli yang tetap berdiri kuat.

Mushalla ini disanggah oleh beberapa umpak yakni batu yang dbuat penyangga. Oelh karenanya bangunan ini ibarat pentas, dan gedeknya alias dinding dari anyaman itu pernah tukar tetapi juga berumur 100 tahun.

Banyak yang tawarkan perbaikan Mushalla dan merubahnya, tetapi Mbak Bakri sebagai juru kunci mushalla inginkan Mushalla itu masih tetap kuat sama sesuai aslinya. Beritanya, bekas presiden Gus Dur, pernah menanggap wayang di dusun ini dan singgah ke Mushalla ini.

Pas di barat bangunan Mushalla ini ialah lokasi dari petilasan Watu Gilang. Ada yang berasumsi batu itu ialah sisi dari singgasana Ki Ageng Mangir, adapula yang berasumsi umpak dari almari Ki Ageng Mangir untuk simpan pusakanya.

Selainnya situs Watu Gilang, ada beberapa situs yang umurnya lebih tua dari kehadiran ki Ageng Mangir I atau Raden Jaka Balud atau Raden Megatsari sekitaran tahun 1478 Masehi. Situs itu diantaranya Situs Lembu Andini, Situs Linggayoni, dan Situs Batu Lampung.

Kehadiran situs itu memperjelas jika dusun Mangir jadi dusun paling tua dan jauh saat sebelum Ki Ageng tiba ke dusun ini.

Dari ada kekayaan riwayat yang berada di dusun ini, warga Mangir membuat Barisan Sadar Rekreasi (Pokdarwis) dan memperkenalkan situs Mangir ini jadi sebuah rekreasi ketertarikan khusus.

Banyak ornag berasumsi jika ki Ageng Mangir ialah seorang pembangkang hal itu dijawab oleh warga Mangir yang yakin jika Mangir terlebih dulu ada saat sebelum Mataram Islam. Oelh karenanya muncul anggapan jika wilayah ini dipercayai sebuah wilayah merdeka posisinya dan sama dengan Mataram Islam.

Disamping itu, ada beberapa petilasan dan hal-hal lain dan riwayat Ki Ageng Mangir membuat dusun Mangir ini bagus sekali untuk didatangi. Ternyata di dusun ini ada beberapa perajin blangkon, perajin gula jawa, dan makanan ciri khas Mangir yakni Gudeg Manggar dan katak. Katak ialah semcam umbi-umbian yang direbus dengan ditambahkan gula jawa.

Rasanya manis renyah dengan struktur yang halus. Bila ingin menginap di dusun ini, masyarakat dengan suka hati tawarkan untuk menginap di tempat tinggalnya.

Lokasi monumental ini komplet dengan outbond dan permainan tradisionil. Ada pula flying fox dengan panjang kurang lebih 75 mtr..

Sebuah dusun petilasan yang terkemas dengan riwayat bersebelahan dengan zaman kekinian. Bagus sekali.

Kamu bisa berkeliling Jogja menggunakan layanan Sewa Mobil Jogja dari Point Transport.

Candi Plembutan

Candi Plembutan

Candi Plembutan ~ "Yogyakarta nek dikeruk isine candi kabeh", pernyataan yang kemungkinan dapat menjadi perenungan dan peluang. Jumlahnya tapak jejak candi di Yogyakarta memang kuat akitannya dengan ksiah kerajaan Mataram pada jamannya. Di Gunungkidl, lokasi yang mana dikitari batu-batuanpun ada sebuah candi namanya candi Plembutan.

Candi Plembutan ialah candi Hindu yang ada di kecamatan Playen. Menurut juju piara cadni Plembutan namanya pak Gandang, candi ini ialah situs warisan kerajaan Hindu yang dibuat semenjak era ke 8 Masehi.

Walau keadaan candi tidak utuh algi, pengunjung bisa menusukti tersisa riwayat yang masih ada yaitu batu-batuan candi yang ada di kompleks candi Plembutan.

Candi Plembutan memiliki ukuran 13 x 13 mtr. persegi berwujud bujur sangkar. Material dasar candi ini ialah batu putih. Candi ini telah alami pemugaran sepanjang 2x yaitu di tahun 1997 dan 2000 yang diadakan oleh Baldai Konservasi Cagar Budaya (BPCP) Yogyakarta dan mahasiswa Fakultas Arkeologi UGM.

Penjaga candi ini menambah bukti jika candi Plembutan ialah candi Hindu karena di candi ini dtemukan beberapa bagian Yoni, Bagian tangan Arca Ganesha, bagian gerabah dan yang lain.

Adapun gundukan tanah yang ada di tengah, abut-batu yang berkeliling-keliling mengelilingi cadni teratur rapi. Di papan info ada juga dokumentasi pemugaran candi.

Cagar ini masih terurust dan terbangun secara baik oleh Balai Pesetarian Cagar Budaya (BPCP) Yogyakarta dan bapak Juru Piara semenjak tahun 1997 itu mengharap, teritori cadni ini dapat menjadi lokasi rekreasi riwayat sebagai wiata alternatif selainnya berekreasi alam di Gunungkidul.

Nach sebagai kalangan muda, website ini dapat dibikin lokasi berekreasi alternatif semestinya sesuai keinginan bapak Gandrung. Sesudah melancong ke goa-goa dan pantai di Gunungkidul sebaiknya singgah ke situs monumental ini dan kabarkan ke dunia.

Karena di sosial media teritori ini belum juga demikian populer seperti candi yang lain berada di Yogayakarta seperti Candi Prambanan, Candi Plaosan, dan candi-candi yang lain yang sduah dipugar.

Tidak boleh kadang-kadang lupakan riwayat. karena dari riwayat kita belajar akan masa lampau yang memengaruhi masa datang.

Secara administratif, Candi Plembutan berada di Desa Timur, Dusun Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Wilayah Spesial Yogyakarta. Secara geografis, candi ini berada pada koordinat 110o32'59,99" Bujur Timur dan 70o37'37,18" Lintang Selatan dan ada di ketinggian ± 177,705 m di permukaan laut.

Di Candi Plembutan ada bangunan dibuat dari batu putih. Denah bangunan berwujud bujur sangkar sama ukuran 13 m x 13 m, menghadap ke barat. Arsitektur bangunan sisi atas peluang memakai bahan dari kayu.

Ini didasari ada umpak batu. Berdasar penemuan bagian Yoni dan bagian arca Agastya dari batu putih, bisa dijumpai jika simpatisan budaya dan background keagamaan Candi Plembutan periode itu ialah Hindu.

Suaka Warisan Riwayat dan Purbakala (SPSP) —sekarang Balai Konservasi Cagar Budaya (BPCB) — Wilayah Spesial Yogyakarta lakukan ekskavasi dan survey di Candi Plembutan di tahun 2000. Aktivitas ini sukses memperlihatkan sumuran candi, lantai selasar, tangga di pojok timur laut, dan bagian arca Ganesha yang dibuat dari batu putih.

Di bagian sumuran diketemukan mata uang dari persekutuan dagang Belanda, yakni Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) dan bagian arca dari batu putih. Ini memperlihatkan jika sumuran candi pernah dikeduk.

Bangunan Candi ini dibuat dari batu putih (tufa). Denah bangunan berwujud bujur sangkar sama ukuran 13 m x 13 m, menghadap ke barat. Arsitektur bangunan sisi atas peluang memakai bahan dari kayu. Ini didasari ada umpak batu yang berperan sebagai alas tiang dari kayu.

Berdasar penemuan bagian arca Ganesha dari batu putih, bisa dijumpai jika background keagamaan Candi Plembutan ialah Hindu.

Kamu bisa berkeliling jogja dengan menggunakan layanan Sewa Mobil Jogja dari Point Transport.

Situs watu Gudig

Situs Watu Gudig

Situs watu Gudig ada di desa Jobohan, Dusun Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Persisnya sekitaran 4 km samping barat daya Candi Prambanan yaitu samping timur Sungai Opak atau samping barat jalan raya Prambanan dengan Piyungan.

Diberi nama Watu Gudig oleh warga di tempat karena batu-batuan candi (umpak batu) banyak lumut ddan berwarna berbintik-bintik seperti penyakit kulit (gudig). Mulai sejak itu website ini dikenali bernama Watu Gudig.

Dinas Purbakala Propinsi Yogyakarta sempat juga mendapati beberapa temuan terlepas di saat penggalian. Salah satunya ialah batu candi Padma, Umpak, Antifeks (simbar), fragem gerabah, kereweng dan tulang keramik.

Selainnya ada hal itu ada juga penemuan arca Buddha yang selanjutnya ditolong dan dibawa ke kantor Arkeologi Wilayah Spesial Yogyakarta. Disekitaran tempat situs Watu Gudig ini diketemukan drum, dongkel, botol, dan lain-lain. Berdasarkan penemuan paling akhir itu kemungkinan besar jika awalnya situs Watu Gudig sudah teraduk atau sempat dikeduk oleh faksi lain.

Yang masih ada ialah beberapa batu-batuan bundar, besar, yang menyebar sampai dikeseluruhan tempat. Batu-batuan paling besar ini memiliki diameter 75 cm, adapun yang paling kecil memiliki ukuran 53 cm.

Diprediksi situs Watu Gudig dibuat sekitaran era ke 9. Kabarnya kemungkinan besar lokasi ini ialah pendopo dengan pilar dan atap dari kayu yang sekarang ini sduah tidak ada bentuknya.dari narasi yang berkembang, tempat itu ialah sebuah pendopo besar yang dipakai oleh Prabu Ratu Boko sebagai tempat istirahat.

Situs Watugudig sebagai nama sebuah website yang ada di Desa Jobohan, Kalurahan Bokoharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman. Situs Watugudig ada di sekitaran pemukiman warga dan persawahan.

Website ini terdaftar dalam buku Beschrijving der Oudheden nabij de grens der residenties Soerakarta en Djogdjakarta yang keluar 1891, kreasi J.W. Ijzerman. Ijzerman tuliskan bila website ini ada di dusun namanya Batoe Goedik. Di rumpun bambu yang berada di dusun Batoe Goedik, ada beberapa sisa susunan yang diperhitungkan sebuah pendopo.

Batu-batuan itu berbaris teratur di tengah-tengah beberapa puing batu merah yang dibakar. Pada sisi tengah berada potongan tiang. Ijzerman memprediksi jika susunan pendopo dulunya sebagai ruang tertutup ini memiliki ukuran 12 mtr. kali 16 mtr.. Data ini mengatakan jika bahan penyusun bangunan ini ialah batu bata.

Ijzerman mengatakan jika sekitaran 50 mtr. samping barat laut pendopo, dekat tugu di tengah-tengah sawah ada puing-puing. Puing-puing ini kelihatannya ialah sebuah kuil kecil. Di situ ditemui arca Dhyani Buddha Amitabha tanpa kepala.

Candi Ngaglik sendiri dalam catatan Ijzerman disebut ada 100 mtr. di samping barat dari puing-puing di dusun Batoe Goedik. Candi ini ada di lapangan terbuka di utara dusun Ngaglik. Ijzerman memprediksi jika candi ini terdiri dari 2 sampai tiga bangunan, dengan arah hadap utara-selatan. Puing-puing Candi Ngaglik tidak diketemukan kembali sisa-sisanya. Dusun Ngaglik yang disebutkan dalam catatan Ijzerman juga saat ini tidak diketemukan kembali.

Hubungan lokasi penemuan ke-3  penemuan arkeologis, Candi Ngaglik, pendopo Batoe Goedik dan puing-puing kuil, munculkan sebuah interpretasi. Ijzerman memiliki pendapat jika pendopo Batoe Goedik, Candi Ngaglik dan puing-puing kuil di barat laut pendopo mempunyai jalinan dan memiliki sifat Buddhis.

Sementara catatan N.J.Chrome dalam Inleiding Tot De Hindoe-Javaansche Kunst (1920) memperjelas deskripsi yang sudah dibikin Ijzerman. Chrome memprediksi jika serakan batu bata yang berada di sekitaran candi itu mempunyai jalinan dengan susunan yang berbentuk pendopo yang ada di dusun Batoe Goedik.

Chrome membuat interpretasi jika Candi Ngaglik ialah tempat suci yang sebetulnya. Dan yang disebutkan pendopo kemungkinan sebagai tersisa dari sebuah biara berkaitan yang dibuat dari kayu dan batu bata.

Nama dusun Batoe Goedik sekarang ini tidak ditemui kembali. Nama Batoe Goedik cuma jadi nama dari sebuah situs dan beralih menjadi Watugudig. Penyebutan ini diberi oleh warga karena beberapa tinggalan arkeologis yang berada di lokasi.

Berdasar ekskavasi yang sudah dilakukan BPCB (Balai Konservasi Cagar Budaya) Propinsi Wilayah Spesial Yogyakarta, tinggalan arkeologis yang berada di website ini ialah sebuah batur segi-empat.

Batur segi-empat itu mempunyai panjang ukuran 30 m, lebar 20 m dan tinggi 0,5 m. Batur itu mayoritas tersusun dari batu bata. Ukuran rerata batu bata pada batur itu ialah panjang 25 cm, lebar 20,5 cm dan tebal 6,5 cm. Di permukaan batur itu ada beberapa umpak dari batu andesit.

Umpak-umpak itu oleh warga di tempat disebutkan dengan Watugudig. Sementara penemuan arca yang dicatat oleh Ijzerman dan N.J Chrome ada di kantor BPCB DIY. Situs Watugudig sekarang ini memuat beberapa penemuan yang dari wilayah disekelilingnya.

Sahabat bisa berkunjung ke Situs Watu Gudig ini dengan menggunakan layanan Sewa Mobil Jogja Lepas Kunci dari kami Point Transport.

 

Candi Klodangan Yogyakarta

Candi Klodangan Yogyakarta

Candi Klodangan Yogyakarta ~ Bila candi-candi di Yogyakarta umumnya kelihatan istimewa dan anggun memiliki arti semuanya telah alami rekonstruksi yang bagus seperti candi Prambanan misalkan.

Walau sebagian besar candi di Yogyakarta telah sukses dijumpai dan kuat berdiri, ada banyak candi yang cuma timbunan batu-batuan seperti fondasi menanti formasi lain diketemukan. Misalkan saja Candi Klodangan Yogyakarta ini.

Candi Klodangan, demikianlah nama candi di desa Klodangan, Dusun Sendangtiro, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Wilayah Spesial Yogyakarta. Entahlah siapakah yang menamai candi ini sebagai candi Klodangan hingga kedengar aneh ditelinga pengunjung apa lagi untuk orang laur Jawa.

Sebelumnya candi ini terpendam dalam tanah. Kemudia secara tidak menyengaja Candi Klodangan diketemukan kembali ke tahun 1998. Dalam upala pengamanan situs ebrsejarah, Suaka Warisan Riwayat dan Purbakala atau saat ini yang diberi nama Balai Konservasi Cagar Budaya Propinsi Yogyakarta lakukan ekskavasi penyeelmatan di tanggal 20-29 Juli 19998 sebagai tahapan pertama, dan pada 14-19 Februari tahun 2000 sebagai tahapan ke-2 .

Menurut sangkaan Candi Klodangan Yogyakarta ini dibuat dari era ke 9 sampai 10 Masehi. Batu putih (tuff) dipakai sebagai bahan bangunan di atas denah 7,5 mtr. x 7,5 mtr. dan ada 1,2 mtr. di permukaan tanah sekarang ini.

Wujud keseluruhnya candi belumlah diketahui sampai sekarang ini karena mayoritas bebatuan pembentuk susunan candi sudah lenyap atau sudah remuk.

Baca Juga ; Candi di Jogja ini menyimpan Misteri yang wajib Kamu ketahui !

Bagian-bagian fondasi candi memang sukses diketemukan yaitu yang dapat disaksikan kondisinya sekarang ini. Belum juga komplet dari kaki, badan, dan jugapuncak candi. Susunan fondasi Candi Klodangan Yogyakarta kelihatan masih asli.

Lokasi candi ini ada di persawahan. Di samping timurnya berdempetan dengan rumah masyarakat di tempat. Akses ke arah lokasi situs monumental ini harus melalui pematang persawahan lebih dulu yang jalannya luamyan sempit.

Keadaannya selalu digembok dan ada dalam pagar. Tetapi walau cuma fondasi yang tempati cagar ini, keseluruhannya keadaan tempat candi benar-benar terurust dan disekelilingnya dibikin taman dan dijaga kebersihannya.

Candi Klodangan Yogyakarta sebagai situs purbakala yang berbentuk tersisa bangunan batu dan ada di Desa Klodangan, Dusun Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Wilayah Spesial Yogyakarta, Indonesia.

Situs ini diketemukan di tanggal 3 Juli 1998 oleh petani yang sedang mengeruk tempat persawahan untuk pembikinan batu bata. Letak website ini ada di tengah tempat persawahan, terselinap dari jalan, ada di belakang perkampungan.

Yang masih ada dari website ini ialah formasi batu-batuan dasar dan dinding bawah berwujud nyaris bujur sangkar, dan satu timbunan batu yang belumlah jelas memiliki bentuk ada di sisi utara dan selatan. Status tersisa bangunan ada lebih kurang sekitaran 1,2 m di permukaan tanah. Menurut papan info di kompleks website ini, bangunan diprediksi datang dari era kesembilan atau kesepuluh Masehi dan ditinggal oleh simpatisan budayanya saat sebelum bangunan candi usai dibuat.

Pada sekarang ini Candi Klodangan Yogyakarta tidak bisa dideteksi sebagai candi bercorak Agama Buddha atau candi Hindu, bahkan juga peranan bangunan belumlah diketahui.

Candi ini ada tidak jauh dari jalan perdesaan di Desa Klodangan, ada di dekat simpang empat di desa itu. Untuk ke arah website ini, pengunjung bisa ambil Jl. Gedongkuning-Berbah, dari arah barat saat sebelum masuk teritori Kompleks Sekolah tinggi Angkatan Udara diketemukan papan panduan arah candi untuk membelok ke arah selatan.

Sekitaran 1 km akan ada teritori kandang sapi di kanan jalan saat sebelum simpang empat. Candi berada di persawahan selatan kandang sapi, tersambung pada jalan setapak.

Bagi sahabat yang ingin berlibur keliling Jogja dan membutuhkan Kendaraan, sahabat bisa menggunakan Layanan Sewa Mobil Jogja Lepas Kunci dari Point Transport.

 

Candi Mendut Magelang

Candi Mendut Magelang

Candi Mendut Magelang ~ Bermacam warisan yang menjadi cermin keberhasilan dan kebesaran di waktu lalu sudah menyebar di seluruh penjuru Indonesia. Salah satunya dari bukti akan keagungan warisan sejarah itu ialah Candi Mendut.

Candi Mendut Magelang ialah candi yang lokasinya ada di 3 km ke timur dari candi Borobudur. Bukti dari ada Prasasti Kayuwungan yang diketemukan di Karangtengah mengatakan jika candi ini dibuat oleh Raja Indra dari Dinasti Syailendra.

Wujud dari Candi Mendut Magelang ialah persegi empat dengan atap bertingkat yang dihias stupa-stupa kecil. Candi ini ternyata dibuat lebih dulu dibanding Candi pawon dan Candi Borobudur, yang mana ke-3  candi ini ada pada sebuah garis lempeng.

Bila candi Borobudur menghadap matahari, karena itu berlainan dengan candi Mendut yang mengahadap ke barat dengan pintu masuknya.

Tiap arsitektur yang dipunyai tempat beribadah pada periodenya mempunyai kekhasan dan keanggunan tertentu. sama seperti dengan Candi Mendut Magelang, dia berdiri kuat di atas kaki candi dengan tinggi 3,70 mtr..

Telusur candi dari pekarangan, pengunjung bisa menyaksikan beberapa panel relief di kaki candi. Relief itu berisi mengenai ksiah burung dan kura-kura, kera, burung manyar, brahmana, dan kepiting. Disamping itu ada juga beberapa fable yang lain.

Sepintas relief itu menunjukkan narasi yang diperuntukkan ke anak-anak. Namun sebenarnya relief mana saja yang ada di badan candi ialah pesan kepribadian untuk semuanya orang yang bertandang ke candi Mendut.

Naiki tubuh Candi Mendut Magelang, pengunjung dapat merasakan 8 relief Bodhisattva dengan beragam sikap tangan ukuran yang semakin besar dibanding panel relief di Candi Borobudur yang termasuk candi di jogja yang bisa kamu singgahi.

Menginjakkan kaki masuk ke bedeng candi, harum bunga bersatu wewangian hio menyerbakkan hidung secara jelas. Ada tiga arca memiliki ukuran besar dengan tinggi 3 mtr. yang diterangi sinar keemasan.

Arca-arca itu ialah Arca Dyani Buddha, Arca Avalokitesvara, Arca Bodhisatva Vjarapani, dan Arca Dyani Buddha Cakyamuni. Semua arca itu duduk dengan kaki menyiku ke bawah dan sikap tangan memutar roda dharma.

Arca itu diukir dari batu utuh dengan ketelitian tinggi membuat arca itu Terlihat anggun dan gagah. Di muka arca Buddha adapula serangkaian bunga fresh, hiolo, dan hio.

Setelah menelusuri Candi Mendut Magelang, keluar gerbang candi karena itu kalian akan menyaksikan jejeran kios souvenir. Seterusnya ada Buddist Monasetry yang sunyi, terbuka untuk umum, lokasnya tidak jauh dari candi.

Seterusnya kamu akan menyaksikan bunga teratai bermekaran di kolam beberapa stupa yang berbaris menghias jalan masuk Buddist Monasetry.

Pada jam 19.00-20.00 tiap malamnya pada tempat Buddist Monasetry ada ritus Chanting atau meditasi dengan dengarkan alunan music nyanyian. Tidak harus yang beragama Buddha. Ritus ini bisa juga dituruti oleh siapa saja.
Hebat kan berkunjung Candi Mendut di Magelang ini?

Untuk menyiapkan menambahkan serunya, kamu dapat mempersiapkan ticket masuk sebesar Rp. 2000 untuk pelancong domestic, dan Rp. 3500 untuk pelancong mancangera. (harga sewatu-waktu bisa berbeda).

Bila ingin berkunjung candi ini, dapat kamu kunjungi dimulai dari jam 06.00-17.00. Asyik dari Candi Mendut Magelang, kamu bisa juga sekalian menjejeki candi satu garinya lainnya yaitu Candi Pawon dan Candi Borobudur.

Saat berwisata ke Candi Mendut Magelang ini sahabat bisa menggunakan layanan Sewa Mobil Jogja Lepas Kunci dari Point Transport. Ada berbagai macam pilihan unit yang bisa kamu sewa untuk digunakan liburan keliling Jogja.

Point Transport

Alamat Kami

Jalan Gejayan No 28A Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta, 55281

+6281392227766

Setiap Hari : 24 Jam

Copyright 2021 Jasa SEO Jogja ©  All Rights Reserved

Hubungi Kami
Hubungi Kami
Hallo,
Ada yang bisa Kami Bantu?